Legenda Candi Seribu Pintu
Dahulu kala, di sebuah lembah yang subur, terhamparlah sebuah kerajaan yang makmur bernama Sarwada. Rakyatnya hidup tenteram di bawah kepemimpinan seorang raja yang bijaksana, Raja Airlangga. Namun, di balik kemakmuran itu, tersimpan kegundahan di hati sang raja. Putri semata wayangnya, Dewi Ratna, menderita penyakit misterius yang tak kunjung sembuh. Tabib dari seluruh penjuru negeri telah didatangkan, namun tak ada satu pun yang berhasil menemukan obatnya.
Suatu malam, Raja Airlangga bermimpi didatangi seorang pertapa tua. Dalam mimpinya, sang pertapa berkata, "Wahai Raja Airlangga, penyakit putrimu hanya bisa disembuhkan dengan air suci dari puncak Gunung Mahameru. Namun, untuk mendapatkannya, engkau harus membangun sebuah candi megah dengan seribu pintu dalam waktu satu malam."
Terbangun dari mimpinya, Raja Airlangga merasa bimbang. Membangun seribu pintu dalam semalam adalah mustahil. Namun, demi putrinya, ia memutuskan untuk mencoba. Ia mengumumkan sayembara kepada seluruh rakyatnya. Barang siapa yang berhasil membangun candi dengan seribu pintu dalam semalam, akan diberikan hadiah besar dan kehormatan.
Banyak pemuda gagah perkasa mencoba, namun tak ada satu pun yang berhasil. Mereka lelah sebelum fajar menyingsing. Putus asa mulai menyelimuti hati Raja Airlangga.
Di tengah keputusasaan itu, muncullah seorang pemuda bernama Aryo. Ia dikenal sebagai pemuda pendiam, namun memiliki keahlian luar biasa dalam merancang bangunan. Dengan suara lembut, ia berkata kepada raja, "Ampun Baginda Raja, izinkan hamba mencoba."
Raja Airlangga ragu, namun tak ada pilihan lain. Ia pun mengizinkan Aryo. Aryo tidak bekerja sendiri. Ia mengerahkan seluruh pengetahuannya tentang arsitektur kuno dan memohon bantuan makhluk halus penunggu lembah. Konon, ia juga memanggil jin-jin baik yang tak terlihat mata.
Malam itu, lembah Sarwada dipenuhi suara riuh. Batu-batu besar bergerak sendiri, pahatan-pahatan muncul dengan kecepatan menakjubkan. Kilatan cahaya sesekali terlihat di antara pepohonan. Raja dan rakyatnya menyaksikan dengan takjub.
Menjelang fajar, ketika kokok ayam pertama mulai terdengar, Aryo menyelesaikan pekerjaannya. Di hadapan mereka, berdirilah sebuah candi yang sangat megah, menjulang tinggi ke angkasa. Candi itu begitu luas, dengan ukiran-ukiran indah dan – sungguh menakjubkan – ribuan pintu yang tersebar di setiap sisi.
Cahaya matahari pagi menyinari candi, memancarkan keagungan yang luar biasa. Raja Airlangga segera memerintahkan para prajurit untuk mencari air suci dari puncak Gunung Mahameru dan membawanya ke candi. Dewi Ratna dibasuh dengan air suci tersebut, dan tak lama kemudian, keajaiban pun terjadi. Penyakit yang dideritanya lenyap seketika, dan Dewi Ratna kembali sehat seperti sedia kala.
Raja Airlangga sangat gembira. Ia memberikan hadiah besar kepada Aryo dan menjadikannya penasihat utama kerajaan. Candi megah itu kemudian dikenal sebagai Candi Seribu Pintu, dan menjadi simbol keajaiban, ketekunan, dan pengorbanan seorang anak untuk orang tuanya. Hingga kini, reruntuhan candi itu masih bisa ditemukan, menjadi saksi bisu kebesaran masa lalu dan legenda yang tak lekang oleh waktu.
Komentar
Posting Komentar