dugderan |
Dugderan adalah salah satu festival di kota semarang, tujuan festival ini untuk penyambutan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Dugderan sebetulnya sudah di mulai sejak zaman kolonial belanda, festival ini di pusatkan di daerah simpang lima di kota semarang. Perayaan ini akan di buka oleh walikota semarang serta melakukan kegiatan seperti menyalakan kembang api yang ramai. Dan kegiatan itu ada kaitannya dengan nama festival, karena nama dugderan merupakan arti lain dari suara letusan kembang api saat festival di mulai.
Bukan hanya menyalakan kembang api dan mercon saja, dugderan juga ada pasar malam dan berbagai barang di jual. Semakin berkembanganya jaman pasar malam sudah dalam industri besar karena banyak sponsor dengan merek dagang yang besar dan Pasar rakyat ini biasanya di buka saat sepekan sebelum dugderan.
Ada juga satu mainan yang selalu menjadi daya tarik bagi anak-anak semarang yaitu “WARAK NGENDOK”, jenis mainan ini terbuat dari kertas.
Dan berbagai jenis jajanan lainnya seperti macam-macam makanan,minuman,dan mainan anak-anak seperti mainan yang berbahan tanah liat dan bambu.
Warak ngendok sudah menjadi ciri khas mainan pada festival dugderan, warak ngendok sendiri sejenis binatang rekaan dengan mulut menganga lebar dengan lidah menjulur panjang. Konon warak ngendok berarti hawa nafsu manusia, karena itulah binatang ini kakinya di rantai sebagai simbol manusia yang menahan hawa nafsu selama bulan puasa. Sementara ngendok memiliki arti pahala bagi manusia yang berhasil melaksanakan kewajiban saat bulan ramadhan dan mampu menahan hawa nafsu.
Artikel tradisi dan adat lainnya tradisi kebo-keboan di banyuwangi, unik banget kerbaunya
Dugderan sendiri memiliki tujuan sebagai sarana dakwah islam, dan sebagai hiburan masyarakat.
Kemudian festival ini juga di meriahkan dengan adanya kirab budaya, Kirab budaya ini biasanya laksanakan di halaman balaikota Semarang. Kirab budaya ini merangkul semua kalangan seperti sekolah, organisasi masyarakat,komunitas dan lain-lain.
Karnaval ini sendiri merupakan acara puncak dugderan, karnaval ini di ikuti pasukan merah putih, drumband, pasukan pakaian adat semarang, meriam, dan menjadi pusat perhatian masyarakat yang menonton adalah warak ngendok yang di gotong dan berbagai jenis kesenian lainnya.
Dan adanya festival arak-arakan dugderan seperti mengarak warak ngendok, yang akan berkeliling di berbagai tempat kota semarang. Biasanya masyarakat akan berkumpul di pinggir jalan yang akan di lewati berbagai pertunjukan. Pada minggu, 5 juni 2016 lalu karnaval dugderan di arak di balai kota semarang-berlanjut ke jalan pemuda-masjid agung semarang-jalan kartini-jalan jolotundo-masjid agung jawa tengah.
Kegiatan karnaval juga biasanya di hadiri beberapa turis dari luar negeri, dan mereka sangat terhibur menyaksikan dugderan. Dugderan biasanya dilaksanakan tepat 1 hari sebelum bulan ramadhan di mulai.
Sejarah adanya dugderan itu tidak terlepas dengan banyaknya pihak yang berbeda pendapat mengenai penentuan bulan ramadhan, kala pemerintahan kanjeng rmta purbaningrat yang memulainya pada tahun 1881.
Sebagai penanda akan datangnya bulan ramadhan kanjeng bupati rmta purbaningrat mencetuskan ide
untuk menggelar acara penabuhan bedug masjid agung dan membunyikan meriam di halaman
kabupaten, biasanya
untuk menggelar acara penabuhan bedug masjid agung dan membunyikan meriam di halaman
kabupaten, biasanya
akan di bunyikan masing-masing 3 kali dan sebelum prosesi itu akan diadakan dahulu upacara di
halaman kabupaten yang di pimpin oleh kanjeng bupati rmta purbaningrat.
halaman kabupaten yang di pimpin oleh kanjeng bupati rmta purbaningrat.
Komentar
Posting Komentar