Keberadaan ikan di laut selalu ditandai dengan gejala-gejala alam yang ada. Bagi mania laut membaca tanda-tanda keadaan alam paling tidak menjadi pengetahuan dasar untuk keberhasilan memancing. Nah, sebenarnya tanda alam apa saja yang perlu diketahui oleh mania mancing?
Para kapten laut ataupun mania mincing selalu menjadikan tanda-tanda alam sebagai panduan untuk mengetahui keberdaan ikan-ikan. Kelihaian membaca alam inilah yang membuat kesuksesan dalam memancing.
Banyaknya Burung
Banyaknya burung merupakan tanda-tanda alam pertama. Salah satu panduan bahwa di lokasi ada banyak ikan adalah dengan hadirnya banyak burung. Burung-burung tersebut sedang mencari makanan yang secara kebetulan di permukaan air terdapat banyak ikan-ikan kecil. Yang ikut menikmati ‘hidangan’ ikan-ikan kecil bukan hanya burung-burung yang terbang di udara saja, namun ikan-ikan ukuran sedang dan besarpun ikut berpesta.
Sudah menjadi hukum alam atau hukum rantai makanan bahwa ikan-ikan besar selalu memakan ikan kecil. Jadi bila banyak ikan kecil di lokasi tersebut pasti di sekitarnya terdapat ikan-ikan besar.
Nah, memancing trolling di sekitar kumpulan ikan lebih menjanjikan dibanding memancing di lokasi yang tidak jelas ada tanda-tanda keberadaan ikan.
Sampah Kayu
Ciri kedua sebagai lokasi ikan adalah adanya sampah kayu di tengah laut. Batang pohon yang terhanyut arus ditengah laut membawa plankton-plankton kecil. Kumpulnya plankton- plankton ini membuat ikan kecil pun beramai-ramai makan plankton. Karena banyak ikan kecil di sekitar sampah kayu ternyata mengundang perhatian ikan-ikan yang lebih besar seperti ikan lemadang misalnya.
Karang
Ciri ketiga sebagai lokasi ikan adalah keberadaan karang di tengah laut. Karang merupakan struktur yang keras yang berupa bebatuan. Di dalam karang ternyata banyak tumbuh biota-biota dan rumput- rumput karang yang menjadi rumah ikan. Ikan-ikan kecil biasanya banyak mencari makan dan berlindung di lokasi yang berkarang.
Sebagai lokasi persembunyian ikan-ikan kecil maka di sekitar karang menjadi gudang makanan bagi ikan-ikan besar maupun ikan predator.
Mancing di karang memang menjanjikan. Pertanyaannya bagaimana kita bisa mengetahui bahwa di dalam laut terdapat karang cetek (dangkal) maupun karang dalam? Dahulu sebelum ada alat elektronik semacam depth sounder maupun Global Position System (GPS) para nelayan hanya melihat ombak di permukaan air. Setelah mereka menduga ada karang di bawah dengan panduan ombak, merekapun lantas menurunkan timah pemberat dan menganalisa struktur di dasar. Cara ini oleh nelayan disebut dengan nama ngelot.
Tubiran laut
Tanda alam yang menjadi lokasi ikan yang keempat adalah tubiran laut (drop off), dasar laut dari yang plat tiba-tiba mendadak ke dalam atau seperti jurang, di sinilah merupakan lokasi strategis penangkapan ikan. Banyaknya ikan di lokasi ini diakibatkan oleh arus laut yang membawa plankton naik ke atas sehingga mengundang banyak ikan kecil di lokasi tersebut. Ikan-ikan kecil inilah yang menjadi perhatian ikan besar.
Gunung di Laut
Layaknya sebuah di daratan, struktur dasar lautan ada yang menyerupai gunung, yang oleh para mania mancing disebut dengan sea mount reef. Lantaran arus laut tertahan oleh gunung sehingga arus tersbut naik dan membawa plankton, sehingga ikan di sana banyak. Selain tertahannya arus, gunung di tenah laut juga menyuburkan karang-karang yang menjadi rumah ikan. Jadi mancing di seamount reef tentu saja lebih menjanjikan dibanding lokasi lain. Bahkan ikan yang di dapatpun lebih variatif seperti ikan dasar dan ikan pelagis. Cara melihat seamount reef dapat dilakukan dengan menggunakan depth sounder dan GPS.
Sumber: makassarterkini.com More Fishing Stories: http://Gofishtalk.com
Komentar
Posting Komentar